Tari Suanggi
Tari Suanggi adalah tarian yang berasal dari
Papua Barat. Tarian ini mengisahkan seorang suami ditinggal mati istrinya yang
menjadi korban angi-angi (jejadian). Dari sekian banyak karya seni budaya di
nusantara ini, masih sedikit referensi atau catatan yang merincikannya dengan
detail, di antaranya adalah tentang keberadaan tari Suanggi.Jika kita lihat
dari deskripsinya, tari suanggi adalah bentuk ekspresi masyarakat Papua Barat
tentang kekentalan nuansa magis di daerah tersebut. Beberapa tarian di Papua,
cenderung terkesan berawal dari gerakan ritual dan upacara keagamaan. Seperti
halnya tari suanggi. Tarian semacam ini biasanya berawal dari ritual,
seperti tari perang, tarian dukun untuk menyembuhkan atau mengusir penyakit.
Karl Jaspers menyebut pengalaman-pengalaman yang bisa memunculkan krisis
eksistensi ini sebagai situasi batas, dan di antaranya yang paling penting
ialah pengalaman menghadapi peristiwa kematian.
Tari Musyoh Papua
Menurut beberapa sumber tari Musyoh merupakan tari sakral
yang berbentuk ritual dalam upaya mengusir arwah orang meninggal lantaran
kecelakaan. Tarian ini umumnya di tarikan saat ada seseorang dari warga suku
papua yang meninggal lantaran kecelakan dan dipercaya bahwa arwahnya itu tidak
tenang. Hingga dengan dilaksanakan tarian ini maka akan membuat arwah orang
tersebut dapat tenang.Tari Musyoh, Sedangkan Tari Selamat Datang yaitu tarian
yang diiringi dengan musik ritmis dengan pola gerak tari dinamis yang
menunjukkan keceriaan hati masyarakat dalam menyongsong tamu yang dihormati.
Tari ini menampilkan beberapa kelompok penari pria dengan baju adat papua
lengkap dengan tameng dan tombaknya.Tarian ini hampir menyerupai seperti tarian
perang, di mana gerakan yang energik terlihat dalam memainkan tameng serta
tombak, kadang-kadang diiringi nada teriakan yang khas. Itulah menjadi gerakan
khas dalam tarian tersebut.
Tari Kreasi Balada Cenderawasih
Balada burung
cenderawasih yang mana dikisahkan oleh Drs. Jhon Modouw tentang kepunahan
burung cenderawasih lalu digarap menjadi sebuah tari yang disebut tari
balada cenderawasih. namun sayang kurang adanya tanggapan dari pemerintah dan
dinas terkait untuk bisa memahami niat baik dari para seniman dan budayawan
yang turut prihatin akan habitat burung cenderawasih yang semakin lama semakin
punah…. kita tahu dari sekian banyaknya jenis cenderawasih cuma saat ini
hanya beberapa saja yang tersisa. untuk itu para seniman membuat cerita kisah
hidup dari burung cenderawasih dalam bentuk tari dan cerita agar kita semua
dapat menyadari bahwa sebuh titipan yang terindah dari yang Kuasa mulai hilang
dari bumi papua…… tapi sekarang saya mau ajak kitorang semua pecinta seni
dan budaya… mari sama-sama berkarya dalam kontes memelihara dan menjaga habitat
ini dalam lagu dan tari.
TARI YOSPAN
Bila
Anda berkunjung ke Papua, mungkin pernah melihat tarian yang satu ini. Tari
yospan namanya. Tari yang merupakan kepanjangan dari yosim pancar ini adalah
tarian pergaulan yang sering dibawakan muda-mudi sebagai bentuk persahabatan.
Tarian
ini adalah penggabungan dua tarian dari rakyat Papua, yakni tari yosim dan tari
pancar. Yosim adalah tarian yang mirip poloneis dari dansa barat. Tari ini
berasal dari Sarmi, kabupaten di pesisir utara Papua, dekat Sungai Mamberamo.
Ada pula sumber yang mengatakan jika yosim berasal dari wilayah Teluk Saireri
(Serui, Waropen). Sementara, pancar adalah tari yang berkembang di Biak Numfor
dan Manokwari pada awal tahun 1960-an.
Pada
awal kelahirannya, gerakan-gerakan dalam tari pancar seperti “akrobatik” di
udara, yakni gerakan jatuh jungkir-balik dari langit. Gerakannya mirip daun
kering yang jatuh tertiup angin – dari pesawat tempur jet Neptune buatan
Amerika Serikat yang dipakai Angkatan Udara Belanda di Irian Barat. Awalnya,
tarian ini disebut pancar gas, kemudian disingkat menjadi pancar.
Tari
yosim pancar memiliki dua regu pemain yaitu regu musisi dan penari. Penari
yospan lebih dari satu orang dengan gerakan dasar yang penuh semangat, dinamik,
dan menarik. Beberapa jenis gerakannya yang terkenal seperti pancar gas,
gale-gale, jef, pacul tiga, seka, dan lain-lain.
Keunikan
dari tarian ini adalah pakaian, aksesori, dan alat musik. Alat musik yang
dipakai untuk mengiringi tarian ini antara lain gitar, ukulele (juk), tifa, dan
bass akustik (stem bass).
Tari
yospan sudah sangat populer dan sering ditampilkan pada saat acara-acara adat,
kegiatan penyambutan, dan festival seni budaya. Tari ini juga biasa ditampilkan
di festival-festival budaya di berbagai negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar